PENERAPAN MODEL JIGSAW BERMEDIA MAGIC CIRCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR release_xjurplejojd77bd2v6jexiwehq

by Dea Maulida, Nurdinah Hanifah, Dadan Djuanda, Program Studi, Pgsd Upi, Kampus Sumedang, Jl Mayor, Abdurachman Sumedang

Released as a article-journal .

2017  

Abstract

After the observation on 5 th grader SDN Darangdan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, researchers found a problem in student learning outcomes in subjects Social Science material Diversity Tribe Nations and Culture in Indonesia. The low learning outcomes of students are influenced by less optimal performance of teachers and student activities. Therefore it is necessary to solve the problem through the application of model jigsaw by magic circle. This research is a classroom action research (PTK). Target achievement of learning outcomes is 93.33% of the total number of students as many as 30 people with KKM 75. After the implementation of this study the percentage of student learning outcomes exceeded the set target that is, 96.67%. So it can be concluded that the jigsaw model by magic circle can improve student learning outcomes on the material Ethnic and Cultural Diversity in Indonesia. PENDAHULUAN Pendidikan erat kaitannya dengan kehidupan manusia di dunia. Hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia berawal dari pendidikan. Menurut Sadulloh (2014, p 56) yang dimaksudkan "pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang berlangsung dari mulai manusia lahir sampai tutup usia". Pendidikan tidak identik dengan persekolahan saja melainkan dengan lingkungan, keluarga, dan masyarakat. Pendidikan juga sarana untuk memanusiakan manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Ridwan (2014, p. 27) bahwa "pendidikan merupakan proses transfer budaya dalam kehidupan manusia". Dijelaskan selama manusia hidup tidak akan terlepas dari pendidikan karena manusia membutuhkan pendidikan untuk jasmani dan rohaninya. Dalam era globalisasi ini generasi muda harus dibekali dengan pendidikan. Dimulai dari pendidikan keluarga oleh orang tua, pendidikan di lingkungan dengan masyarakat, dan pendidikan di sekolah. Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan formal yang didalamnya terdapat interaksi antar guru sebagai penyampai informasi kepada siswa sebagai penerima informasi. Di sekolah ada banyak mata pelajaran yang diberikan oleh guru pada siswa. Namun dalam menghadapi kehidupan dunia dan kehidupan masyarakat ada mata pelajaran yang khusus mempelajarinya, nyaitu Ilmu Pengetahuan Sosial. Al-Muchtar (dalam Gunawan, 2016, p. 104) menyatakan bahwa "IPS mengarahkan dan memberikan bekal peserta didik untuk menjadi pribadi yang mempunyai berbagai kemampuan, baik dalam pengetahuan, sikap, maupun keterampilan untuk menghadapi tantangan kehidupan". Di lapangan pembelajaran IPS sering dikaitkan dengan hal-hal yang membosankan. Menurut Hanifah, dkk (2009, p. 120) "Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang membosankan bagi siswa karena pada pembelajarannya tidak terdapat tantangan dan tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang menjadikan pembelajaran IPS ini menjadi bermakna. Diperkuat oleh Setiawan (2013, p. 66) bahwa "pengajaran IPS di sekolah cenderung semakin rendah mutunya,
In text/plain format

Archived Files and Locations

application/pdf  869.2 kB
file_rylgm2rbwrah3p27v7ygwaanou
web.archive.org (webarchive)
ejournal.upi.edu (web)
Read Archived PDF
Preserved and Accessible
Type  article-journal
Stage   unknown
Year   2017
Work Entity
access all versions, variants, and formats of this works (eg, pre-prints)
Catalog Record
Revision: 5fb0ef92-d883-4c52-87c8-f74aecf6ddd6
API URL: JSON