Penggunaan Sensor Photodioda sebagai Sistem Deteksi Api pada Wahana Terbang Vertical Take-Off Landing (VTOL) release_dptt6q3rubdwnjiprddcq2wtkq

by Erni Setyaningsih, Dhidik Prastiyanto, Dan Suryono

Released as a article-journal .

Abstract

Abstrak-Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) divisi Vertic al TakeOff Landing (VTOL) merupakan perlombaan pesawat tanpa awak dengan misi mendeteksi dan memadamkan api dengan atau tanpa menggunakan air. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem deteksi api pada wahana terbang VTOL yang efektif dan tidak memberatkan beban komputasi wahana terbang tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah Researc h and Devel opment (R&D). Prosedur penelitian dilakukan dengan melakukan perancangan, penerapan metode, dan pengujian sistem deteksi api dengan menggunakan sensor photodioda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sistem deteksi api yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik dan tidak mengganggu sistem kerja dari wahana terbang itu sendiri. Saran untuk peneliti berikutnya agar wahana terbang VTOL mampu mendeteksi api pada jar ak yang cukup jauh dapat menggunakan kamera yang beresolusi tinggi dan diimbangi dengan proc essor yang mumpuni. Kata kunci-wahana terbang VTOL, sensor photodioda I. PENDAHULUAN Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) merupakan kompetisi yang diadakan oleh lembaga Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) sejak tahun 2013. Adapun beberapa divisi yang diperlombakan dalam KRTI dan salah satunya adalah Divisi Vertical TakeOff and Landing (VTOL). Wahana terbang VTOL merupakan robot terbang yang dirancang untuk melakukan tugas memadamkan api secara fully autonomous di suatu kawasan yang mewakili suatu area yang di dalamnya terdapat titik-titik api kebakaran yang sebelumnya tidak diketahui, kemudian memadamkannya, dan diakhiri dengan landing ke posisi awal/home [1]. Pada 2 tahun terakhir (2015 dan 2016), divisi VTOL mengangkat tema yang sama yaitu "UAV sebagai pemadam kebakaran (fire extinguisher) dini pada titik-titik api terdeteksi". Seperti diketahui, tingginya angka kebakaran hutan di Indonesia disetiap tahun menjadi masalah yang makin rumit dalam penanganannya. Selama ini, upaya pemadaman api pada kebakaran hutan menggunakan strategi water boming, yakni dengan menggunakan pesawat berawak atau helikopter yang dapat membawa muatan air kemudian menjatuhkannya di daerah terbakar [2]. Pemadaman api menggunakan pesawat berawak memiliki risiko yang sangat besar bagi pilot, ko-pilot, teknisi, serta penumpangnya. Untuk itulah dibutuhkan sebuah wahana terbang tanpa awak yang mampu menggantikan tugas manusia untuk mendeteksi dan memadamkan api secara fully autonomous. Wahana terbang VTOL merupakan salah satu jenis dari pesawat tanpa awak atau Unmand Aerial Vechile (UAV) dan sesuai dengan namanya wahana terbang VTOL ini dapat lepas landas dan melakukan pendaratan secara vertikal, sehingga tidak memerlukan landasan pacu yang cukup luas seperti Gambar 1. Pengertian UAV sendiri merupakan kendaraan udara tanpa awak (pilot pengendali) di dalamnya [3]. Pesawat ini dapat dikendalikan secara otomatis melalui program komputer yang telah dirancang, atau melalui kendali jarak jauh menggunakan remote control. Gambar 1. Wahana terbang VT OL/drone Pada penelitian sebelumnya telah banyak dibuat sistem deteksi api, dimana dalam penggunaannya sistem tersebut diaplikasikan di dalam ruangan tertutup, sedangkan pada penelitian ini sensor yang digunakan sebagai sistem deteksi api harus dapat mendeteksi api di luar ruangan. Untuk itu dibutuhkan sensor yang mampu mendeteksi api di luar ruangan dan dapat diimplementasikan pada wahana terbang VTOL.
In text/plain format

Archived Files and Locations

application/pdf  1.0 MB
file_l3bvc2e6kff5fnat2hpemrq24q
web.archive.org (webarchive)
journal.unnes.ac.id (web)
Read Archived PDF
Preserved and Accessible
Type  article-journal
Stage   unknown
Work Entity
access all versions, variants, and formats of this works (eg, pre-prints)
Catalog Record
Revision: 3bd7e451-e15e-413f-a664-1f9109e648cd
API URL: JSON